Dalam sebagian tahun terakhir, teknologi kecerdasan buatan (AI) Samsung mengalami pertumbuhan signifikan, termasuk di industri smartphone. Tidak kembali eksklusif untuk ilmuwan atau perusahaan besar, AI sudah sanggup di manfaatkan oleh jutaan masyarakat via perangkat.

President Samsung Electronics Indonesia Harry Lee menyebut perusahaannya jadi saksi hidup berasal dari transformasi tersebut, termasuk waktu meluncurkan fitur Circle to Search with Google di Galaxy S24 Series yang di sambut antusias oleh masyarakat.

Circle to Search

Samsung menyebut di dalam sebagian bulan pertama, fitur Circle to Search sudah di gunakan oleh 92% pengguna, di nilainya sebagai bukti bahwa masyarakat menginginkan teknologi yang praktis, cepat dan relevan.

Selain itu, Samsung mengingin mengubah paradigma bahwa fitur AI hanya ada di perangkat premium yang tidak seluruh orang sanggup miliki. Misi ini Samsung wujudkan dengan menghadirkan teknologi AI ke seri perangkat menengah bawah karyanya, termasuk Galaxy A56 5G, Galaxy A36 5G, dan Galaxy A26 5G.

Langkah ini termasuk di laksanakan Samsung sebagai bentuk komitmennya untuk kurangi kesenjangan digital dan mengakses kesempatan lebih luas. Selain itu, dengan generasi muda, khususnya Gen Z, mendominasi umur produktif masyarakat, kehadiran AI di nilai Samsung bakal sanggup membantu kesibukan di beraneka segi, termasuk kreativitas.

Karenanya, Samsung menghadirkan fitur seperti Best Face dan Auto Trim di Galaxy A56 5G, dan juga fitur Object Eraser di Galaxy A56 5G, Galaxy A36 5G, dan Galaxy A26 5G, memungkinkan pengguna mengekspresikan diri dengan lebih praktis dan cepat, tanpa membutuhkan perangkat lunak tambahan.

Selain itu bagi Samsung, inovasi sejati adalah jelas perihal yang terlalu di perlukan pengguna. Dengan demikian, Samsung mengatakan bahwa riset dan pengembangan AI perusahaannya berfokus terhadap kehidupan sehari-hari, termasuk untuk memperlancar multitasking, menghemat kekuatan baterai, sampai meningkatkan kenyamanan bermain game dan produktivitas.

Namun, Samsung termasuk menegaskan bahwa pihaknya jelas pentingnya pendekatan lokal. Karenanya, Samsung terus meningkatkan takaran lokal di dalam product yang di pasarkannya di Indonesia.

Tak hanya karena regulasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang mensyaratkan sedikitnya 35 % untuk perangkat 4G dan 5G, tegas Samsung, tapi termasuk karena pihaknya percaya bahwa teknologi kudu jadi motor penggerak kemandirian industri nasional.

Samsung Galaxy A26 5G

Sebagai informasi, Samsung Galaxy A26 5G meraih TKDN 40,3%, sedangkan Galaxy A56 5G dan Galaxy A36 5G masing-masing sebesar 39,6%. Tidak hanya sekadar mencukupi aturan, pemenuhan TKDN ini turut sebagai upaya konkret Samsung untuk memperkuat ekosistem teknologi Indonesia.

Komitmen Samsung di pasar Indonesia termasuk sudah di wujudkan lewat pabrik Cikarang yang berdiri sejak tahun 2015 lalu. Selain menciptakan lapangan kerja, pabrik ini termasuk mempercepat distribusi product ke seluruh Indonesia tanpa bergantung terhadap pasokan luar negeri.

Selain itu, Samsung termasuk miliki Samsung Research Institute Indonesia (SRIN), di tujukan sebagai tempat tinggal bagi talenta muda yang mengembangkan aplikasi lokal seperti Samsung Gift Indonesia (SGI), aplikasi penyedia beraneka free-gift bagi pengguna Samsung sudah di unduh lebih berasal dari 100 juta kali.